Sabtu, 22 Maret 2008

Preambule

Preambule

Hari hari belakangan ini kita selalu dikejutkan dan dibuat tidak berdaya dengan berita dan kenyataan bahwa semua kebutuhan hidup harganya meroket melambung tinggi. Mulai dari bahan pokok sampai biaya kesehatan dan pendidikan, walaupun disebutkan ada bantuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tetapi kenyataan dilapangan masih saja kita dibebani dengan biaya – biaya yang lain, seperti uang seragam, uang pembangunan, uang LKS dan lain – lain. Belum lagi biaya sehari – hari dimana harga beras sdh melambung tinggi sampai sampai petani sendiri yang menanam padi tidak bisa membeli beras atau “Tikus mati di Lumbung Padi”, harga minyak goreng tak terkendali, Minyak tanah langka dan sebagainya. Hal hal seperti ini membuat rakyat tak berdaya dan hanya bisa pasrah dengan kehidupan yang dialami. Sedangkan Pemasukan yang kita dapatkan tidak bertambah.

Pertanyaannya: Apakah kita harus benar – benar pasrah dengan keadaan ini?

Sedangkan masih ada sekelompok orang yang bisa makan enak, belanja tanpa memikirkan uang dari mana? Biaya sekolah anak sudah tersedia sampai tamat kuliah, masih bisa berwisata ke luar negeri dsb.
Apakah melihat kenyataan ini kita akan menuduh sekelompok orang ini Korupsi? Kolu, si? Kita tidak boleh menjudge atau menghakimi orang lain dengan tuduhan seperti itu tanpa kita melihat lebih jauh apa yang mereka kerjakan, dari mana mereka mendapatkan uang dsb. Karena sebenarnya masih ada celah dan jalan untuk bisa mendapatkan uang dan materi seperti yang kita harapkan, untuk itu disini saya sampaikan beberapa hal yg bisa kita kerjakan untuk mendongkrak dan melejitkan kita ke papan orang – orang yang berkecukupan.


Apa saja itu?

Tidak ada komentar: